Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah SWT adalah makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain. Tidak terkecuali. Karena didunia ini manusia
saling membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya pribadi dan untuk
itu terjadilah proses sosial dan interaksi sosial terhadap manusia lain dan
terciptalah ilmu yang mempelajari tentang cara berinteraksi dengan sesama
dengan cara yang baik dan benar.
Rumusan Masalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan proses dan interaksi sosial?
2.
Apa contoh dari proses sosial?
3.
Apa sajakah yang termasuk interaksi sosial?
PEMBAHASAN
Proses sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila
orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang
terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara
pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan
politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.
Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,
karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Contoh Proses Sosial
1. Proses-proses yang Asosiatif
a.
Kerja Sama (Cooperation)
Suatu
usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai
suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang
apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada
kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa
yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu
diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat
terlaksana dengan baik.
Kerja
sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan
kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah
kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi
Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama
timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya
organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam
teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan
lagi dengan:
- Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
- Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
- Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
- Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
- Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
- Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
- Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang ber-sangkutan
- Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
- Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b.
Akomodasi (Accomodation)
Istilah
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan
yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha
manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut
Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses
dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu :
- Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
- Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
- Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
- mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
- Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
- Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
- Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
- Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
- Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
- Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
- Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi
adalah :
- Toleransi
- kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
- .sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
- sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
- persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
- perkawinan campuran (amaigamation)
- adanya musuh bersama dari luar
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi adalah
:
- Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
- kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
- perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
- perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
- Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
c.
Amalgamasi
Merupakan
peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya baru.
Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan
2. Proses Disosiatif
Proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang
persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun
bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan.
a.
Persaingan (Competition)
Persaingan
atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.
Persaingan mempunya dua tipe umum :
- Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
- Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
- Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
- Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
- Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
- Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b.
Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
- yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
- yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
- yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
- yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
- yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan
kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
- Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
- Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
- Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
c.
Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi
maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah :
- Perbedaan antara individu
- Perbedaan kebudayaan
- perbedaan kepentingan
- perubahan sosial.
Pertentangan
dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
- Pertentangan pribadi
- Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
- Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
- Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
- Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan
- Tambahnya solidaritas in-group
- Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
- Perubahan kepribadian para individu
- Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
- Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
Baik
persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif
yang terdapat pada setiap masyarakat
E.
Salah satu contoh kelompok sosial yang kami temui
Kelompok
sosial yang kami jadikan contoh yaitu kelompok buruh tani di desa Ringinanyar.
Kelompok tersebut termasuk kelompok asosiatif karena mereka membentuk kelompok
untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu memakmurkan usaha pertanian mereka
(kooperatif)
Faktor-faktor
yang mendorong adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai
berikut :
- Para petani memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan hasil panennya
- Masalah yang mereka hadapi cenderung sama yaitu mengenai hama tanaman dan penyakit-penyakit yang mewabang di tanaman mereka
- Mereka berusaha untuk menjalin relasi untuk mengembangkan pendistribusian hasil panennya ke daerah lokal maupun nasional
- Untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan diantara buruh tani dan untuk bertukar pengalaman diantara mereka mengenai masalah-masalah pertanian
- Mereka mempunyai perasaan senasip dan seperjuangan
- Untuk musyawarah bersama mengenai inovasi-inovasi terbaru seputar pertanian
Faktor
yang menghambat adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai
berikut:
- Sikap tertutup yang dimiliki oleh para petani terhadap dunia luar
- Timbulnya persaingan diantara para petani yang akhirnya dapat menjadikan hambatan adanya kelompok sosial
- Kurangnya kesadaran diantara para petani mengenai pentingnya musyawarah bersama sehingga ketika ada acara musyawarah seringkali anggota buruh tani tersebut banyak yang tidak hadir
- Masalah-masalah yang terjadi diantara individu biasanya terbawa dalam kelompok ini sehingga sering menimbulkan konflik sosial dalam kelompok
- Banyak masalah-masalah dalam musyawarah kelompok yang dipendam sehingga terbawa sampai keluar vorum musyawarah dan menimbulkan konflik terpendam yang bisa merembet ke masalah besar karena gisip.
F.
Dampak yang terjadi dari proses sosial pada kelompok sosial yang ditemui
(dampak amalgamasi,asimilasi atau konflik)
1.
Amalgamasi
Dengan
adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa ringinanyar
menimbulkan kebudayaan masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih peduli
terhadap inovasi-inovasi baru yang mendorong majunya pertanian mereka sehingga
memungkinkan terpecahnya berbagai masalah pertanian seperti: hama dan penyakit
tanaman melalui obat-obat kimia modern yang dapat meningkatkan hasil panen
mereka. Jadi perbedaan kebudayaan di desa ringinanyar yang terjadi akibat
heterogennya daerah asal penduduk, menimbulkan inovasi-inovasi baru dari saling
bertukarnya pengalaman diantara mereka. Kemudian timbulah kebudayaan baru
diantara mereka sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di desanya.
2.
Asimilasi
Dari
kelompok buruh tani di desa ringinanyar ini yang beranggotakan masyarakat dari
berbagai daerah di indonesia dengan kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda,
mereka berusaha untuk mengurangi perbedaan dengan saling toleransi dan
menghormati sehingga terbentuklah suatu kelompok sosial yang dinamis. Demi
tercapainya tujuan bersama, yaitu memajukan pertanian di desa mereka.
3.
Konflik
Tidak
jarang kelompok sosial buruh tani di desa ringinanyar ini mengalami suatu
konflik baik yang bersifat individual maupun kelompok. Konflik yang bersifat
individu biasanya terjadi karena adanya perselisihan personal diantara mereka.
Sebagai contoh yaitu perebutan pengairan diladang sawah mereka yang biasanya
terjadi di musim kemarau, masalah ini biasanya dapat menimbulkan konflik
diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam kelompok sosial mereka. Di
dalam kelompok biasanya mereka saling menjatuhkan dan mencari kawan dalam
kelompok yang bisa mengakibatkan konflik yang lebih besar yaitu konflik
kelompok di dalam kelompok sosial mereka. Itulah dampak negativ yang bisa
timbul dari adanya kelompok sosial.
G. Kelompok sosial yang mengalami proses asosiatif dan disosiatif
1.
Asosiatif (kerjasama)
Kelompok
sosial ibu-ibu PKK dalam kelompok sosial ini terjadi proses asosiatif atau
kerjasama, hal itu dapat dilihat dari program-program yang dibuat oleh ibu-ibu
PKK seperti membuat resep masakan baru, mengumpulkan dana untuk menyantuni
anak-anak yatim/fakir miskin/panti jompo. Dalam kegiatan ini sudah bisa kita
lihat kerjasama diantara mereka untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sosial
ibu-ibu PKK ini biasanya anggotanya terbentuk dari berbagai kalangan yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, namun di dalam kelompok sosial ini
perbedaan tersebut berusaha disatukan agar tidak terjadi perselisihan diantara
mereka demi tercapainya tujuan bersama.
2.
Disosiatif (perpecahan)
Salah
satu contoh kelompok sosial yang bersifat disosiatif yaitu GAM (gerakan aceh
merdeka). Dalam kelompok sosial ini mereka menginginkan perpecahan dengan
bangsa indonesia dan menginginkan membentuk negara baru. Dalam kelompok ini
berdampak pada terjadinya konflik antara anggota GAM dan masyarakat Indonesia.
Sebab masyarakat Indonesia menginginkan keutuhan NKRI sementara GAM
menginginkan kemerdekaannya. Inilah yang menyebabkan kerusuhan dan menimbulkan
pertumpahan darah diantara kedua belah pihak. Perpecahan yang terjadi dalam
kasus ini yaitu para anggota GAM yang pecah dan tidak merasa lagi menjadi
angota dari NKRI.
Yang Termasuk Interaksi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya dua syarat, yaitu:
a.
Kontak sosial
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
• Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
• Bersifat primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui suatu perantara.
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
• Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
• Bersifat primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui suatu perantara.
b.
Komunikasi
Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:
• Komunikator : penyampai pesan
• Komunikan : penerima pesan
• Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
• Media : sarana untuk menyampaikan pesan
• Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator
Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:
• Komunikator : penyampai pesan
• Komunikan : penerima pesan
• Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
• Media : sarana untuk menyampaikan pesan
• Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator
Jenis Interaksi Sosial
1. Interaksi antarindividu
2. Interaksi individu-kelompok
3. Interaksi antarkelompok
Jika interaksi sosial terjadi berulang dengan pola yang sama dan bertahan dalam waktu tertentu, maka akan mewujudkan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut dapat menimbulkan terjadinya bentuk kerja sama atau dapat juga berbentuk pertentangan/pertikaian.
2. Interaksi individu-kelompok
3. Interaksi antarkelompok
Jika interaksi sosial terjadi berulang dengan pola yang sama dan bertahan dalam waktu tertentu, maka akan mewujudkan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut dapat menimbulkan terjadinya bentuk kerja sama atau dapat juga berbentuk pertentangan/pertikaian.
Nama : Sabar Dwi Prayogo
Kelas : 2SA01
Kelas : 16611533
Kelas : 2SA01
Kelas : 16611533
mantap artikelnya, sangat membantu.
BalasHapuswww.kiostiket.com
Terimakasih.. tulisannya sangat bermanfaat..
BalasHapusMy blog