Minggu, 09 Juni 2013

Proposal Bisnis

PROPOSAL USAHA KECIL
BISNIS AKSESORIS MOTOR

Usaha Kecil Menengah dalam pengembangnya diperlukan Studi Kelayakan Proyek walau dalam skala kecil dan sederhana,hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman Modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan,Suwarsono Muhammad,”Studi Kelayakan Proyek”,UPP AMP YKPN).

Disamping Studi Kelayakan juga tak kalah penting adalah Riset Pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan,Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen (Nugroho J Setiadi ,”Perilaku Konsumen” Penerbit Prenada Media).

Beberapa Aspek dalam Riset Pemasaran antara lain adalah Riset Harus memperhatikan masalah Budaya setempat,Sosial ekonomi,Pribadi dan Juga Aspek Psikologis dari Konsumen.
Dengan memperhatikan Studi kelayakan Proyek dan Riset Pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.


Bab 1
Pendahuluan


1.1. Visi dan Misi
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar.

Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.

Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.


1.2. Budaya dan Studi Kelayakan Proyek

Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah sepeda motor yang mendatangi took aksesoris yang sudah cukup terkenal dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 120 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Aksesoris Motor cukup menjanjikan dan menguntungkan dan layak untuk dijadikan bisnis lebih lanjut dan serius

Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Aksesoris Motor ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata-rata 5 (lima) Box Motor Givi E45 maka Omset yang diharapkan adalah Rp.7.500.000/hari

Omset tersebut dihitung atas dasar harga Box Motor Givi E45 adalah Rp.1.500.000, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari Box motor yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.

Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :

1.Harga  Box Motor Givi E45 : Rp.1.300.000,- /item
2.Biaya Tenaga Kerja : Rp.5.000,- /pemasangan
3.Biaya distribusi : Rp. 5.000,- /item
Total Biaya : Rp.1.310.000,- /item

Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp. 1.500.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp. 1.310.000,- dengan demikian didapat keuntungan Rp.190.000,- /Box

Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 12,67% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.


1.3. Usulan Proyek

Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 12,67 % maka kiranya Proyek Aksesoris Motor ini layak untuk dipertimbangkan.

Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah banyaknya jumlah motor yang beredar di jalan dan dibutuhkannya tempat untuk membawa perlengkapan motor dalam jumlah yang cukup banyak bagi pengendara motor sehingga ada jaminan terhadap kelangsungan dari usaha ini akan terjamin.

Mudahnya memasarkannya karena harga jauh dari produk sejenis lainnya yang ada dan terjamin kualitasnya.


Bab 2
Pengembangan Produk

2.1. Konsep Produk

Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis aksesoris motor seperti hand guard, body protector, foot protector, sepatu touring, shroom, engine bar, klakson, toa  dan banyak lainnya

Sedangkan Aksesoris Motor yang akan dipasarkan adalah Box Motor dan toa ,hal ini mengingat animo dan keinginan pengendara motor merubah motornya lebih bagus dan gagah.

Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan harga yang lebih murah dari took lain dan terkesan elegan apabila membeli Aksesoris Motor ini maka dapat dikatakan Box kita adalah produk mutu, kualitas, dan ketahanannya

2.2. Pengembangan Produk

Pengembangan produk kedepan untuk Toko Aksesoris Motor ini agak sulit mengingat bahwa banyak atau jenis dari Box memiliki karakteristik tersendiri, pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah harga yang tidak beda jauh dengan harga pabrik dan kualitas yang bagus.
Jenis Box Givi mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Box lainnya mengingat sama-sama dalam tujuan.

2.3. Uji Produk

Setelah kita mendapatkan produk Box Givi, maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya.

Uji Coba ini meliputi biaya pemasangan gratis, keaslian produk, bagus pemberian diskon,  memberi penjelasan pada konsumen yang belum mengerti dalam produk yang kami jual.

Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya.


2.4. Persiapan Produksi

Setelah kita mengetahui kebutuhan konsumen-konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi.

Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia, alat pemasangan, tempat penjualan, serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan.

Sumber Daya Manusia dalam aspek pemasaran sangat penting perannya mengingat produk aksesoris ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual untuk pemasangannya, untuk itu tenaga yang terampil dalam memasang dan memberi masukan kepada konsumen mutlak diperlukan.

Ketersediaan produk yang berkualitas dan jumlahnya sebab kelangsungan usaha akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup, mengenai alaat-alat pemasangan tambahan berupa obeng, tang, kunci inggris dan lain-lain. Walaupun kontribusi terhadap proses pemasaran relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.

Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Toko Aksesoris Motor  ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.

Mengingat Jumlah dana yang diperlukan cukup besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari kredit bank, modal yang diperlukan dengan perkiraan omset per hari adalah Rp.5.000.000 adalah sekitar Rp.80.000.000.


Penutup

Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah-setengah ,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.

Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar


Jumat, 07 Juni 2013

SEGMENTASI PASAR

Pengertian Segmentasi Pasar


Segmentasi pasar adalah upaya untuk memilah-milah pasar yang heterogen menjadi lapisan-lapisan (segmen) yang relatif homogen


Segmentasi dilakukan atas dasar asumsi adanya kebutuhan yang serupa pada sekelompok orang atas dasar ciri letak / tempat (geografis), ciri demografis (usia, penghasilan, jenis kelamin) atau ciri sifat/ perilaku (psikografis / behavioral). Pada perkembangan seianjutnya, kesamaan kebutuhan ini juga dijadikan unsur segmentasi (benefit segmentation), misalnya pengelompokan konsumen berdasarkan kesamaan kebutuhan akan aroma, kenyamanan, kualitas, dsb.




Definisi Segmentasi Pasar:


Segmentasi Pasar adalah proses pemisahan pasar potensial kedalam bentuk sekelompok konsumen dengan karakteristik atau kebutuhan yang relatif sama dan memilih satu segmen atau lebih untuk dijadikan sasaran dengan suatu bauran pemasaran.


Karakteristik yang sama :
Pada dasarnya, keinginan mengkonsumsi diawali dengan adanya kebutuhan (needs) yang dirasakan seseorang pada suatu keadaan. Kebutuhan ini kemudian akan menuntut untuk dipenuhi.




Setelah kebutuhan dipenuhi, dorongan yang timbul adalah keinginan (wants), yaitu kebutuhan akan suatu hal (barang) dengan tambahan kriteria tertentu.


Proses ini akan berlanjut hingga membuat suatu rangkaian yang terdiri. dari needs, wants, demand (permintaan akan suatu barang) yang kemudian akan menimbulkan adanya penyediaan (supply).


Pada tahap ini jika kebutuhan/permintaan dan penyediaan bertemu, akan tercipta transaksi dan situasi itu disebut pasar,Keinginan dan selera masing-masing orang bisa berbeda. Namun terdapat kemiripan/kesamaan relatif pada kelompok yang homogeny,Kita tidak mungkin memenuhi keinginan semua orang/kelompok. Jika kita mencoba membuat produk yang memenuhi keinginan semua orang, maka produk itu akhirnya tidak memenuhi keinginan/selera siapapun.
Contoh ; karakteristik yang sama : kelompok balita  membutuhkan susu dan makanan bayi (makanan tambahan), kelompok remaja  membutuhkan deodoran, penyegar nafas, dsb.


Perumusan Pasar Sasaran
Dengan adanya segmentasi pasar, maka kegiatan pemasaran dapat dikonsentrasikan pada satu fokus sasaran yang disebut sebagai Pasar Sasaran (Target Market).


Target Market adalah sekelompok orang yang dijadikan sasaran pemasaran produk karena memiliki kebutuhan yang (diasumsikan) sama terhadap suatu produk. Pasar sasaran inilah yang menjadi dasar penyusunan strategi pemasaran, baik dari segi strategi produk, harga, distribusi maupun promosi (marketing mix).


Perumusan pasar sasaran dalam segmentasi pasar dapat dilakukan atas dasar kriteria wilayah pasar sasaran (kriteria geografis) seperti :
• ukuran kota, kepadatan wilayah, dan sebagainya, kriteria kependudukan (kriteria demografis)
• usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan dan sebagainya, kriteria kejiwaan (kriteria psikografis)
• gaya hidup, kepribadian, kriteria perilaku penggunaan produk (kriteria behavioral) dan berbagai kriteria lainnya,
• kriteria manfaat yang dicari konsumen dalam memilih / mengkonsumsi produk (benefit segmentation).


Perincian kriteria dan aspek-aspek segmentasi pasar dapat dilihat pada tabel segmentasi pasar di atas.


Perumusan Khalayak Sasaran
Dalam upaya periklanan, sebagai suatu upaya komunikasi, maka yang dijadikan sasaran adalah Khalayak Sasaran (Target Audience).


Secara konkrit, target audience tidak selalu sama persis dengan target market. Hal ini disebabkan dalam proses pengambiian keputusan membeli atau dalam upaya mengkonsumsi suatu produk, seseorang kadang-kadang melibatkan orang lain disekelilingnya (di lingkungannya), seperti teman, saudara, suami-istri dan lain-lainnya, sehingga terbuka adanya kemungkinan perbedaan antara siapa yang mengkonsumsi produk dan siapa yang perlu diajak berkomunikasi.


Untuk itulah, dalam kegiatan promosi / komunikasi, dikenal istilah Lingkungan Berpengaruh (Influencing Spheres). Influencing Spheres ini bisa berupa pribadi (suami/istri, kakak, adik, ibu, ayah, dsb) atau sekelompok orang (teman sekolah, kolega, dsb).


Pada saat perumusan strategi pemasaran dan promosi, perlu diperhatikan dengan jelas wujud konkrit dari pasar sasaran yang telah disegmentasikan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan kondisi pasar, peluang, pesaing dan karakteristik produk. Dalam segmentasi pasar, kita perlu hati-hati dalam menetukan kriteria segmentasi dan dalam menetapkan siapa yang menjadi target market, target audience dan influencing spheres.


Perlu diperhatikan perbedaan antara siapa yang memutuskan pilihan, siapa yang membeli produk dan siapa yang mengkonsumsi produk. Sebagai contoh ; produk bedak bayi, makanan hewan peliharaan dan parfum. Masing-masing memiliki perbedaan esensial pada target market, target audience dan influencing spheres.


Penetapan tersebut penting untuk penyusunan strategi pemasaran (marketing mix), strategi promosi (promotion mix) dan pengembangannya (baik pengembangan produk, pengembangan pasar dan promosi).


Secara umum, rumusannya adalah Target Audience = Target market + Influencing Spheres. Target Audience adalah khalayak sasaran, yang dijadikan sasaran dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Target Market adalah pasar sasaran, yaitu sekelompok orang yang mau dan mampu membeli produk. Influencing Spheres adalah lingkungan berpengaruh, yaitu sekelompok orang dapat mempengaruhi pasar sasaran dalam mengambil keputusan membeli. Lingkungan berpengaruh ini bisa berupa anggota keluarga, suami, istri atau teman /kerabat.


KEUANGAN USAHA KECIL

KEUANGAN USAHA KECIL

Kebanyakan entrepreneur lebih tertarik pada ide-ide bisnis mereka dan menganggap manajemen keuangan adalah hal yang akan berjalan dengan sendirinya. Mereka berpikir jika bisnis bagus, keuangan juga akan sama bagusnya. Jika usaha untung, maka uang akan mengalir begitu saja.
Anggapan tersebut ada benarnya, namun dapat menyesatkan. Memang benar, sumber kas usaha adalah penjualan dan keuntungan. Namun bisnis tidak sekedar bagaimana menghasilkan uang, melainkan juga bagaimana membelanjakan dan mengendalikannya.
Manajemen keuangan bukan sekedar bagaimana memanajemen uang kas. Tapi lebih dari itu, manajemen keuangan adalah bagaimana anda mengelola kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber modal untuk membiayai usaha. Meski sederhana, pengusaha kecil dan menengah pun perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan. Berikut beberapa dasar manajemen keuangan bagi UKM.


1. Pisahkan uang pribadi dan usaha.
Kesalahan paling umum yang dilakukan pengusaha UKM dalam mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Mungkin karena usaha masih kecil, anda berpikir tidak masalah jika mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang kebanyakan terjadi, anda sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Walhasil, keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha. Pisahkan uang secara fisik. Jika perlu siapkan dua kotak atau amplop atau dompet penyimpanan uang yang berbeda. Lebih baik lagi, jika anda menggunakan jasa perbankan. Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis. Dan yang paling penting, bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini.
2. Rencanakan penggunaan uang.
Bahkan saat anda memiliki modal lebih banyak dari yang anda kira, anda tetap harus merencanakan penggunaan uang anda sebaik mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas anda tampaknya berlebihan. Tanpa perencanaan yang matang, segera saja anda akan menemukan diri anda dalam keadaan kekurangan dana. Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang anda tidak bakal sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan.


3. Buat buku catatan keuangan.
Bisnis tidak cukup dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang lengkap. Minimal anda wajib memiliki buku kas yang mencatat keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari saldo uang dengan catatan anda. Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan tidak ada uang yang terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan administrasi anda untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah penting, anda juga harus mencatat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap anda. Jika mampu, gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan. Dan alangkah lebih baik lagi jika anda bisa menerapkan sistem akuntansi yang memadai.




4. Hitung keuntungan dengan benar.
Tugas anda sebagai pengusaha adalah menghasilkan keuntungan, namun tahukah anda berapa keuntungan yang telah anda dapatkan? Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.




5. Putar arus kas lebih cepat.
Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana anda mengelola hutang, piutang dan persediaan barang dagangan. Banyak usaha mengalami kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka menunjukkan angka berwarna biru. Perhatikan bagaimana anda memutar kas. Putaran kas anda melambat jika termin penjualan kredit anda lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika anda harus menyimpan persediaan barang dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan kredit sama dengan pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani keuangan.




6. Awasi harta, hutang dan modal.
Secara berkala, anda perlu memeriksa persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum anda bisa melakukan itu, anda perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu anda lakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Anda tidak mau ada tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan anda berantakan. Jika anda tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha anda selalu terjaga dengan baik.
7. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha.
Anda berhak untuk menikmati keuntungan dari bisnis anda, namun itu bukan berarti anda boleh menghabiskannya begitu saja. Anda tetap harus menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntungkan.
Semakin besar dan luas bidang usaha, semakin kompleks pengelolaan keuangan suatu usaha. Ketika usaha anda melibatkan kreditor dan investor, maka semakin tinggi tuntutan untuk mempunyai sistem pencatatan keuangan yang baik. Keberhasilan bisnis anda tidak hanya ditentukan oleh kemampuan anda menjual, melainkan juga mengatur keuangan. Semoga tujuh tips dasar manajemen keuangan sederhana ini bermanfaat dan dapat anda terapkan untuk membantu bisnis anda.




Bagi anda yang baru memulai usaha atau mempunyai usaha kecil tentu saja anda harus mampu untuk mengatur keuangan dengan baik. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha yang baru memulai adalah tidak mampu untuk mengatur keuangannya dengan baik walaupun sebenarnya produknya laku, yang akhirnya berujung pada kebangkrutan usaha. Berikut ini adalah tips mengatur keuangan usaha kecil anda:








Memisahkan keuangan usaha dan pribadi
Gunakan dompet yang berbeda atau rekening bank yang berbeda. Jangan memakai uang usaha untuk kebutuhan pribadi, dan jika di tengah jalan memerlukan tambahan modal dari dana pribadi maka dianggap sebagai pinjaman yang harus dikembalikan.
Membayar diri sendiri (Reward Yourself)
Bayarlah diri anda jika usaha sudah mulai menguntungkan. Membayar diri sendiri secara periodik (per bulan/per 3 bulan) bisa dengan gaji bernominal tetap atau dalam persentase keuntungan bersih.
Pencatatan Keuangan yang rapih
Gunakan software yang sederhana di komputer misalnya MS Excel atau software sejenisnya. Buat ringkasan laporan keuangan tiap bulan yang ditujukan kepada diri sendiri dan pemilik modal. Isinya semisal pemasukan, pengeluaran, pembelian, penjualan, gross profit, net profit, dan lain-lain.
Membuat proyeksi Arus Kas
Hitung kebutuhan dana awal lalu buat proyeksi arus kas (pengeluaran dan pemasukan) untuk memastikan modal yang dimiliki cukup untuk menjalankan usaha setahun ke depan bahkan bisa memperkirakan berapa lama modal bisa kembali. Ada banyak contoh perhitungan yang bisa dipakai, Anda bisa mencarinya di toko buku atau inter
Akses Keuangan yang Lebih Baik bagi Usaha Mikro dan Kecil Indonesia


Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan dengan memberikan akses terhadap berbagai layanan keuangan. Sektor ini terus berkembang dan diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di daerah kota dan pedesaan melalui produk-produk keuangan mikro mereka.


Dengan jumlahnya yang sangat banyak dan tantangan ganda yang dihadapi yaitu pertumbuhan (growth) dan berkelanjutan (sustainability), maka LKM harus mampu meningkatkan kinerja sehingga dapat memberikan akses yang lebih baik dan lebih besar kepada para pekerja mandiri, industri rumahan dan usaha mikro dan kecil pada umumnya.


Guna terus memperkuat peran lembaga keuangan dalam mendukung perkembangan usaha mikro dan kecil, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) dan Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan seminar dua hari bertajuk “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Keuangan Inklusif yang Bertanggungjawab dan Berkelanjutan” pada Senin – Selasa, 6-7 Mei 2013 di Jakarta.


Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan nasional mengenai pentingnya program keuangan inklusif, pengukuran kinerja sosial dan dampak sosial dari layanan keuangan. Seminar ini diselenggarakan oleh ILO dan Bank Indonesia melalui Proyek Mempromosikan Usaha Mikro dan Kecil melalui Peningkatan Akses Pengusaha ke Layanan Keuangan (PROMISE IMPACT).


Sementara itu, Bank Indonesia melalui program keuangan inklusif akan memperkuat enam pilar dalam strategi nasional keuangan inklusif (SNKI) yaitu edukasi keuangan dalam rangka peningkatan kemampuan mengelola keuangan termasuk mengenal risiko, penyediaan fasilitas keuangan bagi publik dari program pemerintah, pemetaan informasi keuangan, penyusunan kebijakan dan peraturan pendukung, peningkatan intermediasi dan sarana distribusi serta perlindungan konsumen. Terkait UMKM, arah kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM bertujuan untuk menjembatani kesenjangan informasi (asymmetric information) antara UMKM dengan perbankan, sebagai bagian dari program keuangan inklusif kepada UMKM.


Temuan-temuan kunci dari studi terbaru Bank Indonesia dan ILO mengenai kajian dampak pelatihan pendidikan keuangan terhadap kesejahteraan para klien BPR di tingkat usaha dan rumah tangga turut dipaparkan. Studi ini dilakukan selama dua tahun dari Januari 2011 hingga April 2013, disasarkan kepada pengusaha mikro dan kecil yang memiliki masalah terlilit hutang. Studi memperlihatkan bahwa pendidikan keuangan, sebagai bagian dari layanan LKM, membantu para klien yang mempunyai masalah dalam berhutang menjadi lebih mapan melalui manajemen keuangan yang baik, pengeluaran yang terencana dan memisahkan antara keuangan usaha dan rumah tangga serta mencatat pendapatan dan pengeluaran.