Pendahuluan
Hakekat Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia
adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan
yang berupa akal dan pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Manusia dikatakan makhluk
sosial karena :
- Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
- Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
- Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Potensi manusia akan berkembang bila manusia hidup ditengah-tengah manusia.
Hakekat Manusia sebagai
Makhluk Budaya
Manusia sebagai makhluk
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakekatnya adalah sesuatu yang baik, benar, dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar “Manusia Berbudaya”.
- Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh umat manusia.
- Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar.
- kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Rumusan masalah:
1.
Mengapa Manusia disebut sebagai makhluk sosial dan makhluk yang
berbudaya?
2.
Apakah definisi manusia sebagai makhluk sosial dan budaya?
3.
Bagaimanakah perwujudan masyarakat Indonesia sebagai makhluk sosial
yang berbudaya
Pembahasan
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk yang berbudaya
- Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani serta potensi lainnya.
- Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi :
- Kesadarann akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri.
- Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
- Penghargaan akan hak-hak orang lain.
- Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Sebagai makhluk individu
ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian. Yang dimaksud
dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang dibangun oleh
perasaan, pengetahuan, dan dorongan.
Manusia Sebagai makhluk sosial
Manusia sejak awal
kelahirannya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang
tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra
untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu,
manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi
dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang Pencipta.
Meskipun banyak spesies
berprinsip manusia sebagai makhluk
sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik,
perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia
dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan
hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan, serta identitas kelompok, penerimaan dan dukungan
dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga
unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Manusia sebagai makhluk
sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun
dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain.
Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi
dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut
sebagai makhluk sosial.
Manusia Sebagai Makhluk
Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur.
Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya berdasarkan para ahli:
E.B.
Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat,
serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Koentjaraningrat:
1979 yang
mengartikan
budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah
makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di
muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya
waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala
sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung
jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran,
keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga
harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk
Tuhan di muka bumi ini.
Definisi Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Budaya
Manusia sebagai makhluk budaya
yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung
jawab.Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya.
KONSEP-KONSEP BUDAYA DASAR
Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan salah satu modal dasar bagi kehidupan terartur manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik bagi kehidupan yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.
Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan salah satu modal dasar bagi kehidupan terartur manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik bagi kehidupan yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah rasa tidak menyenangkan yang setiap orang secara kemanusiaan ingin menghindarinya. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia.
Penderitaan adalah rasa tidak menyenangkan yang setiap orang secara kemanusiaan ingin menghindarinya. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia.
Manusia dan Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan belas kasih dan kemesraan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi.
Cinta kasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan belas kasih dan kemesraan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi.
Manusia dan Tangung Jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan keharusan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.
Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan keharusan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.
Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada tugas yang (dianggap) mulia.
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada tugas yang (dianggap) mulia.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam.
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam.
Manusia dan Keindahan
Eksistensi manusia di dunia diliputi oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
Eksistensi manusia di dunia diliputi oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi kecemasan.
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi kecemasan.
Secara kodrati, manusia
merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu,
manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah
kehidupan yang damail.
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli:
Dr. JOHANNES GARANG
Makhluk sosial adalah
makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
NANA SUPRIATNA
Makhluk sosial adalah
makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran
sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs)
WALUYO
Makhluk sosial adalah
makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama
lain.
ARISTOTELES
Makhluk sosial merupakan
zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain
MOMON SUDARMA
Makhluk sosial merupakan
makhluk yang dalam kesehariannya sangat membutuhkan peran makhluk yang lainnya.
MUHAMMAD ZUHRI
Makhluk sosial adalah
makhluk yang tidak akan sanggup hidup sedniri, selalu bergantung pada orang
lain dan apa yang dibutuhkannya dalam hidup juga dibutuhkan pula oleh orang
lain
DELIARNOV
Makhluk sosial adalah
makhluk yang mustahil dapat hidup sendiri serta membutuhkan sesamanya dalam
melakukan aktivitas sehari0hari
LITURGIS
Makhluk sosial merupakan
makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan
diri dari hidup bersama.
Perwujudan Masyarakat Indonesia Sebagai Makhluk Sosial yang
Berbudaya
Mengenai budaya kekerasan,
menarik apa yang disampaikan James Q. Wilson dan George Kelling dengan teorinya
“broken windows”. Wilson dan Kelling berpendapat, bahwa kriminalitas
merupakan akibat tak terelakkan dari ketidak teraturan. Diilustrasikan dengan
sebuah jendela rumah pecah dan dibiarkan saja, siapapun yang lewat cenderung
menyimpulkan bahwa rumah itu tidak ada yang peduli serta rumah itu dianggap
tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan
akhirnya berkembang menjadi anarkhi yang menyebar ke sekitar tempat itu.
(Malcolm Gladwell; 2003).
Memakai teori “broken
windows” Wilson dan Kelling, untuk melihat kasus-kasus kekerasan yang
terjadi belakangan ini, dapat memberikan pengertian bahwa setiap aksi kekerasan
selalu saja berbuntut dan berulang dalam waktu yang tidak lama. Sangat mudah
menyebar dan cepat menjalar terjadi di daerah-daerah lain. Persis sama dengan kasus
penyerangan anggota JAI, yang dimulai dari kasus Cikeusik, selang waktu tidak
lama juga terjadi di Temanggung. Tidak lama kemudian kasus yang sama juga
terjadi di Bangil Pasuruan, tetapi kali ini bukan JAI, melainkan Pesantren
YAPI.
Kasus kekerasan yang telah
berkembang dan mendarah daging dalam lingkungan masyarakat kita patut untuk
diwaspadai. Karena masyarakat kita telah latah atau ikut-ikutan menuruti hawa
nafsu mereka tanpa mereka pikirkan dengan masak-masak.
Jika ingin
menyelesaikan persoalan janganlah menggunakan sistem kekerasan karena ini dapat
menimbulkan banyak masalah dan berdampak buruk bagi masyarakat.
Pemerintah dapat mengurangi
aksi kekerasan jika ketat mengawasi massa yang bertindak anarkis serta
memberikan Peace Education untuk memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa cara
terbaik untuk mencari solusi atas masalah dengan jalan damai tanpa menggunakan
jalan kekerasan yang akhirnya memberi kerugian pada semua masyarakat.
Masyarakat akan jauh senang
menerima tindakan baik dan damai sehingga tidak ada lagi perselisihan antara
kubu masyarakat.
Nama : Sabar Dwi Prayogo
Kelas : 2SA01
NPM : 16611533
Kelas : 2SA01
NPM : 16611533